Langsung ke konten utama

Koas kok gak Belajar?

Analogi dan Fenomena 

"Kalian itu yang nantinya ngerawat saya kalau saya sakit. Kalau kalian gak pinter lah gimana saya nanti? Terus ketika kalian sudah praktik mandiri, pasien datang ke kalian minta tolong. Kalau kalian gak ngerti, gimana kalian mau nolong?" Salah satu konsulen terbaik kami, stase THT RSST Klaten

"Heran saya sama temanmu. Koas kok mbolosan (suka bolos), yang butuh kan dia bukan saya" Salah satu curhatan tentang koas
saya juga gak tahu
Dinamika sosial yang kalau diperhatikan hampir semua bahkan mungkin semua interaksi sosial seperti itu. Ada orang yang sungguh-sungguh, pertengahan, dan sungguh-sungguh di tempat yang lain. Frasa halus dari meninggalkan yang seharusnya dikerjakan (dibahas kemudian). Semua orang adalah pemerintah terhadap tubuhnya sendiri, sudah termasuk akal dan qalbu (nafs atau hati). 

Namun seringkali terjadi otomatisasi atau di dunia medis dapat dikatakan refleks, padahal untuk memperoleh refleks, orang tersebut memilih untuk membiasakan suatu hal. Contoh, ia ingin ahli menangkap bola karena profesinya penjaga gawang, oleh karena itu ia berlatih menangkap bola. Ia dapat saja memilih berlatih tendangan penalti, namun ia meninggalkan pilihan tersebut. Orang bilang sebagai kewajaran, padahal bukankah hal tersebut juga merupakan sebuah pilihan?

Fulan 2 yang sudah kita bahas di artikel koas teladan, memilih untuk belajar persalinan dan penjahitan. Alhasil dengan hebohnya ia bercerita tentang bagaimana satu rumah sakit (baca: satu ruang bersalin) ia semua yang ambil tindakan (saat itu ia jaga sendirian). Pada saat itu terjadi ruptur perineum derajat 3 atau 4 (yang seharusnya tidak boleh dikerjakan koas), sudah lapor supervisor, namun karena fulan 2 sudah pintar (ketrampilan dan pengetahuan) akhirnya ia dibiarkan mandiri. Semua orang percaya terhadap ketrampilan fulan 2. 

Casillas dan Buffon dulu dipercaya menjadi penjaga gawang nasional karena kemampuan mereka yang lebih tinggi daripada siapa pun di negaranya. Ketika kemampuan mereka sudah menurun, mereka pun digantikan oleh yang lebih ahli atau memang sudah saatnya regenerasi. Ketika sakit, fitrah manusia untuk memilih dokter terbaik yang mampu menyembuhkannya. Digabungkan dengan faktor lain seperti keramahan, pembiayaan, dan akses ke tempat pelayanan. Kedua hal tersebut merupakan pilihan.

ini Casillas
Apakah ada di dunia ini ada orang yang ketika sakit memilih pergi ke ahli astronom untuk dapat menyembuhkan sakitnya? atau sebuah kesebelasan nasional memilih penyerang untuk dijadikan penjaga gawang sebagai starter? Ada saja mungkin. Karena dalam kenyataannya masih ada analogi orang belajar matematika dari guru bahasa perancis. Tidak masalah jika pak guru bahasa perancis memiliki kehalian extraordinary di subjek matematika. Namun masalahnya, ada tong yang nyaring sekali bunyinya meskipun kosong isinya.

Dapatkah seorang dokter mengatakan apa yang mereka tidak ketahui? Bagaimana dokter mampu untuk menjelaskan kepada pasien jika dokternya tidak belajar?  Uniknya terdapat analogi yang setara dengan ada orang yang datang ke dokter mata tetapi minta tolong diperiksa telinga. Ada pula orang yang ingin disembuhkan tetapi datangnya ke tukang bangunan. Lantas bagaimana kita mengetahui mana yang cocok untuk kebutuhan kita? di sana letak seninya

Dewasa ini Islam sedang diuji dengan ujian yang cukup menyulitkan. Ada yang mengatasnamakan Islam namun menyampaikan Islam dengan cara yang tanda tanya. Ada yang belajar dari yang lemah ilmu. Ada pula yang berani berbicara padahal tak mengerti apa yang ia bicarakan atau tak tahu cara menyampaikannya. Lalu ada yang tidak mendekat pada sumber ilmu terpercaya karena rasa was-was yang mungkin ada kaitannya dengan isu radikalisme.

Petunjuk agar menjadi orang yang beruntung

Apakah fulan 1 dan fulan 2 pada cerita koas teladan merupakan koas yang radikal? Bagi orang-orang yang jauh di dalam lubuk hatinya masih terdapat kecenderungan untuk berpikir, Islam radikal adalah Islam yang tanda tanya. Lalu tanda tanya tersebut akan mengantarkannya pada ilmu yang sangat menenteramkan hati, jauh dari radikalisme. Di mana banyak sekali sumber ilmu yang asal-muasalnya kembali pada Rasulullah dan bagi setiap pembelajarnya yang benar dalam belajarnya akan diberikan ketenangan qalbu.
Semua kembali kepada apakah kesebelasan Spanyol akan memilih De Gea sebagai kiper starter atau justru memasang David Villa di bawah mistar gawang?  Apakah sakit yang tidak mengenakkan badan lebih baik ditangani dokter atau ditangani ahli astronom? Apakah sakit gigi lebih baik diobati oleh dokter mata? Semua adalah pilihan dan masing-masing orang bebas untuk memilih pilihannya.

Semoga Allah menuntun kita pada pilihan yang benar dan hati kita dibukakan oleh Allah jika masih ada yang menutupi. Jika ada kesalahan dalam penulisan ini maka itu milik saya namun jika benar adalah dari Allah dan Rasulullah. Carilah kebenaran di setiap pertanyaan, raihlah yang terbaik dari setiap pilihan. Namun terbaik di sisi Allah tidak selalu terbaik di sisi manusia.

***
#Koas kok gak belajar? #David Villa kok jadi kiper? #Sakit gigi kok ke dokter mata?

Catatan; terkadang apa yang terlihat berbeda dengan apa yang benar-benar terjadi. Lihatlah keluarannya dan tanyakan prosesnya. Fulan 2 tidak pernah atau jarang sekali belajar ketika ditemui. Namun ketrampilannya luar biasa. Cara ia belajar berbeda, ia memilih learning by doing atau belajar hanya jika di rumah, sehingga di koas ia memilih kegiatan lain untuk ia lakukan.


sumber gambar:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiPvuSGqlrTWtm2RLUo-57PauuQc9MaOTdWLWMHYg39EAV8B4-G1sk-R8vImmuXC0wx-r9AXHEuGSAVdO_F8M2Q8xf9Ult62_egu75ZbizbNGLCLHlNdijeMvR01NGlDzgAwp0uz0P3pY/s1600/heran.jpg
https://images-na.ssl-images-amazon.com/images
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT2nzcuPnhlbOU8orFhUFiKQwkWcJ9G3EWYd61b4-_CreoAjKAzGGzp7zACmIbPVRix6Oxcwdx7742G8pmEIjlt7wmWuls-PfjTVwiuse_pRctMG_q7qLAGP__3B46-38Btit93uzsRR14/s1600/quran+kecil+2.jpg

copyright @ amgah.blogspot.com

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu belajar