Langsung ke konten utama

Koas Bedah Banyumas dalam Sepenggal Kata

RSUD Banyumas, luar kota yang sejauh ini paling klik (setelah RSA). Bukan karena SNI, namun karena gabungan semua aspek yang menjadikan RS ini jodohnya koas. Variabilitas kosan, keramahan perawat, kesukarelaan konsulen dalam mengajar, dekatnya dengan Purwokerto sampai dengan tempe mendoan.



Ilustrasi Jodoh
Hari pertama seperti biasa administrasi. Satu-satunya hari dimana kita dapat berangkat 07.30. Sisa hari lainnya menjadi rutinitas bahwa kaki di sini harus melangkah sekitar pukul 6 (koas saraf, anak, IPD). Namun bedah dan jiwa cukup spesial karena dapat plusplus dari 6.

Kegiatan koas bedah dimulai bergantung pada visite residen. Jika residen visite jam 7, kita bisa berangkat dan visite pribadi sebelum pukul 7. Bergantung jumlah pasien yang kita visite dan kompleksitas keadaan. Kalau residen visite pukul 6.30, ya disesuaikan.

Setelah visite pagi, dilanjutkan visite/poli/IBS sesuai dengan titah konsulen hari itu. Entah mengapa semua koas banyumas bisa serentak, kita selalu ada waktu kosong antara visite pagi dengan visite/bimbingan konsulen. Waktu kosong ini lumbungnya solat dhuha, nyicil qur'an, dan sarapan*.

*kalau belum.
Setiap hari kita akan berganti konsulen pembimbing. Lalu gaya bimbingan pun berbeda tiap konsulennya. Setelah bimbingan selesai, kita berlanjut ke Instalasi Bedah Sentral (IBS) atau kamar operasi (OK). Sebelum masuk IBS kita diwajibkan berkenalan dulu dengan kepala IBS. Kakak minggu akan mengatur tempat dan waktunya.

Ilustrasi IBS
Jika sudah diizinkan masuk, kita akan menjadi asisten dan kalau beruntung operator. Karena kasus jaringan lunak jarang, jadi lebih sering menjadi asisten. Dokter Agus Sp.B KBD selalu mewajibkan jajarannya untuk memberikan jahit luar kepada koas. Staf-staf IBS juga ramah, ada yang namanya mas Wii yang suka ngajar. IBS selesai sekitar pukul 14 s.d 17.00 kalau "beruntung" bisa sampai 19.00. Bagi yang jaga malam hari itu, wajib keluar IBS pukul 14.00. Lalu berkoordinasi dengan penduduk lama (kk minggu).

p.s; sedia korset jika punya riwayat low back pain saat laparatomi.

Follow up sore atau sensus ditulis bergantian dengan kakak atau adek minggu. Bangsal yang harus dijamah; Anggrek, Bogenvil, Cempaka, Dahlia, Edelweis, Teratai, Melati, Kanthil, Flamboyan, Gardenia, ICU, perina, WIKU 2, Wiku 1, dan HCU. Tips belajar; kalau ada kasus yang sesuai kompetensi atau menarik, langsung aja ditelaah. 


Setelah itu plong kosong. Bahagianya bedah tidak ada jaga malam lebih dari 21.00. Suatu anugerah terindah yang pernah kita miliki. Kalau tidak jaga, dari sore kita sudah kosong. Anugerah ini sebaiknya disyukuri dengan kegiatan berfaedah. Manfaatkanlah 5 perkara sebelum datang 5 perkara. Salah satunya waktu luang sebelum datang waktu sempit.

Konsulen di sini ada 6; diurutkan berdasarkan harinya dari senin hingga sabtu. Senin ada dr. Rudi Sp.B. Beliau guru yang dapat memercayakan segala halnya pada koas dan membuat koasnya percaya diri. Jika kepercayaan ini digunakan dengan baik, tindakan bersama beliau dapat dibilang satu-satunya kesempatan emas. Setipe dengan dr. Rudi ada dr. Yusuf.

Selasa Dr. dr. Syafiq Basalamah, MHA, Sp.OT. Beliau pengajar yang memotivasi koasnya dengan cara yang unik. Kalau poli dengan beliau kita harus mampu selangkah di depan. Bagaimana melangkahnya ini dapat ditanyakan pada alumni bedah banyumas. Tetapi jangan sembarangan tanya, harus bertanya pada orang yang tepat. Beliau ngajar banget asalkan mampu selangkah di depan atau berlari bersama.
ilustrasi bimbingan
Rabu dr. Yusuf B, Sp.B, kurang lebih sama dengan dr. Rudi. Kamis dr. Agus M, Sp.B KBD, kurang lebih sama dengan dr. Syafiq. Jumat dr. Eddy Sp.B, Sp.BA dan Sabtu dr. Eko, Sp.U, sampai dengan memoir ini ditulis, saya belum bertemu beliau ber-2 karena beliau sedang ada acara minggu kemarin. Selain konsulen, kita juga belajar dengan residen.

Dua minggu ini dapat residen senior dr. Wisnu, dr. Zikrul, dan dr. Hafni. Ketiganya oke banget. dr. Wisnu kalau belum kenal sering dianggap pendiam. Kalau sudah kenal, beliau ngajar terutama tindakan di IBS. Dokter Zikrul pas waktu senggang, tanya aja satu kasus utamanya kasus tersering yang kompetensi dokter umum. Tiba-tiba dr. Zikrul berubah jadi dosen yang jelasin topik dari anamnesis sampai obat (p.s beliau memang dosen di univ. mataram). Dokter Hafni yang paling sering diskusi kecil-kecilan, beliau suka jelasin terutama di IGD.
Sisanya jalan-jalan ke Purwokerto, Banjarnegara, dan Cilacap kalau mau. Banyumas cukup di tengah untuk menjelajahi Jawa Tengah. 
copyright to amgah.blogspot.com
sumber gambar;
gelut.com/wp-content/
lh3.googleusercontent.com
c8.alamy.com

Komentar

  1. Hmmmmmm dengan cara yg unik. Sepertinya begitu ����

    BalasHapus
  2. Korelasi ada ilustrasi jodoh itu gimana ya min, bisakah dijelaskan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu belajar