Langsung ke konten utama

Bagi tips koas Obsgyn dong? Ini jawabannya

Hari ini kita bahagia, artikel ini bahagia. Meskipun tas punggung sudah 3 hari di ruang bersalin (VK) tak berpindah tempat, saya tetap bahagia. Meskipun sudah 3 hari belum pergi dari rumah sakit -- ke kos hanya numpang mandi -- kami bahagia. Sebenarnya saya bisa saja pulang di hari ke-2 tetapi waktu itu hujan deras dan kondisi sangat capek, akhirnya numpang tidur di VK dan jadilah 3 hari berumah di VK.

Akhirnya bisa pulang dari RS yeay, perjuangan 3 hari tak sia-sia karena ada hal menarik. Hari pertama memang jatah saya untuk jaga. Rutinitas jaga malam yang biasa kami lakukan berjalan seperti pada umumnya. Hari kedua ini yang keren dan menarik untuk diceritakan. Hari ketiga keren buat saya tetapi tidak menarik untuk diceritakan (pulang).

Vincent inisiatif moto tanpa sepengetahuan saya


Hari kedua adalah jatah saya di Instalasi Bedah Sentral Purworejo kita biasa sebut IBS, ada juga yang sebut OK/kamar operasi. IBS saya lakukan setelah jaga 24 jam, malam itu saya tidur sekitar pukul 01,00-04.00 di VK, hitungannya sangat bagus untuk jaga malam. Awal mulanya rencana tindakan kami ada 5; operasi sesar (SC) 4 kali ditambah kistektomi (pengangkatan kista) 1 kali. Perkiraan jam kerja 09.00-15.00

Waktu itu saya IBS ber-3 -- saya, aul (UMY), dan Ike (UMY) -- kami tim bahagia. Pekerjaan-pekerjaan yang dapat kami selesaikan, kami selesaikan terlebih dahulu. Sehingga implikasinya kami dapat menjadi asisten operasi dengan tenang dan damai. Di SC pertama saya kebagian istirahat. Awalnya duduk-duduk biasa tapi lama-lama dunia berubah menjadi alam mimpi. Sampai tangannya ike "gedor-gedor"

"gah bangun gah, dr. Yanti minta kalian maju tugas"

Singkat cerita saya dan ike pergi menemui dr. Yanti (kami bimbingan dr. Yanti). Lalu saya (+ dijay) maju tugas dengan dr. Yanti sekitar 10.00-12.00. Dilanjutkan dengan visite sampai sekitar pukul 13.00++. Karena saya dan ike anak bimbingan dr. Yanti alhasil tinggalah aul sendirian di IBS. Berulang kali kami kepikiran aul ketika visite dr. Yanti "kasian juga ya aul sendirian di IBS" tapi apa daya, walaupun  seneng juga "izin" IBS tapi kasian aul.

13.00++ seusai visite dr. Yanti

"Eh ke, kamu ke IBS nyamperin aul apa nunggu di luar sampe 14.00"
"ke IBS lah gilak, kasian aul"
"yaudah aku izin solat bentar yo"

Saat itu aku punya firasat aneh 'kok kayaknya IBS bakal extend jam kerja ya'

Seusai solat saya pun memulai kembali kegiatan IBS. Singkat cerita rencana tindakan IBS sudah tinggal 2 SC. Saat itu sekitar pukul 14.00 sehingga kemungkinan IBS selesai pukul 16.00. Sudah menjadi "keberuntungan" ku saat itu koas UMY izin meninggalkan RSUD PWJ dikarenakan ujian di UMY, mereka izin sekitar pukul 14.00, jadilah aku sendiri melanjutkan sisa 2 tindakan lagi.

Tindakan 1 dari sisa 2 tindakan dimulai sekitar 14.30 sesuai operator dan pegawai lain solat zuhur. Tetapi ada yang aneh di sini.

Penata anestesi "lah ini asisten 1 nya mana?"
koas (saya) bingung "......." diam tanpa suara
bunyi sayup-sayup "di ruang sebelah masih belum selesai kayaknya. Masih ada 1 tindakan lagi"
penata anes "lah terus gimana ini?"

Saat itu kondisinya pasien sudah di meja operasi dan siap untuk dianestesi. Dilalah asisten operasinya sedang sibuk di kamar OK lain karena ada tindakan juga. Lalu tiba-tiba datanglah kabar yang tidak menyenangkan.

"dok dari VK ada pasien kehamilan ektopik terganggu (KET), Hbnya 6 sudah takikardi"
"Aduh pasien gawat iki. Vincent (koas jaga VK) kamu tolong awasi pasien KET sekalian langsung bawa ke IBS. Abdi (saya aka koas IBS) kita main aja bertiga (+ instrumen aka mas anggit yang baik super)."
Pernyataan dr. Afif dapat diartikan sebagai Abdi kamu jadi asisten 1

Salah apa saya semalam tiba-tiba hari ini jadi asisten 1. Biasanya koas itu asisten 2. Dilalah ada pasien gawat darurat, pasien SC kadung di meja operasi tapi asisten operasinya kerja semua. Apa daya memang kita harus cepat bertindak dalam mengejar pasien KET yang harus segera dioperasi.

Saat itu saya memang sudah steril untuk menyiapkan diri menjadi asisten 2. Tetapi pasien gawat datang dan keputusan menyatakan saya menjadi asisten 1. Dalam hati astaghfirullah ini ngapain cuy kagak ngerti apa-apa gua. "Abdi kamu blablabla" "Kamu ayo ini" "kamu ayo itu" Pengalaman jadi asisten 1 saat itu sangat berharga.

Oiya perlu digarisbawahi bahwa di ruang operasi terkadang orang menjadi "galak" justru orang yang seperti "galak" itu berarti baik karena mau ngajari kamu dan masih mau ngasih tau kamu harus ngapain. Kalau orangnya gak baik, kamu didiamkan dan kerjaannya diambil alih. dr. Afif dan mas anggit saat itu baik banget mau ngajarin saya yang pengalaman 0 besar jadi asisten 1.

Plus ada dr. Bambang Spesialis Anestesi "wah kamu udah latihan ini jadi residen". dan penata anestesi mas soni yang bantu memberikan instruksi harus ngapain-ngapain. Semuanya baik-baik ngebimbing. Saya yakin kalau koas suka bedah/suka tindakan, akan merasa pengalaman saat itu pengalaman sangat berharga. Karena secara epidemiologis sangat jarang dan secara peran asisten 1 itu sangat penting.

Singkat cerita operasi pun dapat diselesaikan dengan baik dan dilanjutkan dengan operasi gawat darurat (CITO) pasien KET. Pasien alhamdulillah selamat, bayi sehat bugar menangis langsung, saya koas pun selamat, residen pun hampir lega karena pasien gawat sudah bisa dikerjakan. Pukul menunjukan sekitar 15.30 operasi KET pun dimulai, bismillah semoga pasien gawat dapat terselamatkan.

p,s: 15.30 mulai operasi KET -> selesai sekiar 17.00 -> ashar -> 17.30 mulai SC yang terakhir (saat itu saya tukeran sama vincent karena jam kerja saya aslinya sampai 14.00). -> dapat kabar dari vincent SC baru selesai 19,30 karena + histerektomi. firasat jam kerja IBS extend ternyata bener. Maghriban di RS, mau pulang malah hujan deras. Tepar di VK, bangun-bangun jam 4 dini hari sudah ditemani vincent yang juga tepar dan dr. Afif yang kecapekan operasi non-stop.

***
Loh apa hubungannya cerita operasi tadi dengan tips koas obsgyn? wah parah nih amgah mana tipsnya?  Wets sabar-sabar. Cerita tadi adalah intro, karena kesempatan asisten 1 datang kepada saya tapi pengetahuan saya 0 besar. Nah tips ini dibuat untuk kalian yang mau koas obsgyn supaya ketika kesempatan datang kepada Anda, Anda sudah siap dengan minimal teori di kepala. Sehingga kamu menjadi lebih mapan dalam melakukan tindakan.

Tips pre-koas / pre-luar kota

Tips sebelum ke PWJ:
- IBS, asisten 2 -> kalau kamu rajin banget, coba baca tentang prinsip-prinsip pembedahan. Tapi saya belum baca, hehe. Intinya di asisten 2 itu.. suction ketika banyak cairan. Suctionnya yang mantap, hindari omentum/lemak, suctionnya sekali aja jangan disapu, ketika "mencuci" tempelkan suction pada kassa dan masukkan ke dalam abdomen.  Siap cauter kalau ada perdarahan kecil yang mau dihentikan. Gunting yang benar, perhatikan kapan gunting mepet simpul, kapan gunting sisain agak panjang. Kapan gunting 2, kapan gunting hanya 1. Guntingnya miring, cari yang tajam, mantap dalam menggunting. Bantu dep kalau asisten yang lain sedang ada kerjaan. Cara nge-dep juga diperhatikan, dep tekannya yang mantap. Pegang hak/hook (?) yang mantap, prinsipnya sediakan lapang pandang yang bagus untuk operator dan asisten 1.
Tetapi ini evidence levelnya pengalaman, mungkin ada yang tahu teorinya?

- IBS, asisten 1; Review hecting/jahit. 
Lalu ketika di PWJ, cerdas cari kesempatan untuk jahit kutis. Plus saat jadi asisten 2 -> perhatiin itu tugas asisten 1 apa aja. Saya nyesel gak review hecting. Pas ada kesempatan datang untuk hecting / bantu hecting, kamu harus sudah siap bekerja bukan lagi mencoba. Bisa banget kita menjahit di sana, suatu kesempatan langka di tempat lain, menurut saya.

- VK; Review partus normal. singkat padat jelas dan bermanfaat

- Poli; -
Poli lebih ke arah sambil jalan. Rajin aja nanya dan bantu konsulen. Di PWJ konsulennya super-super, dr. Yanti, dr. Drajat, dan dr. Sinta baik sama koas dan tak segan dalam memberi ilmu. Kita seperti mendapat rumah baru untuk menimba ilmu. Saya kebetulan anaknya dr. Yanti dan dr. Yanti sangat ingin koasnya pintar, semua koas tak hanya anak bimbingnya dr Yanti, kita pun harus rajin follow-up dan visite.

Tips sebelum ke Sleman:
- Visite pagi -> Siapkan diri untuk menjadi tangguh dan rajin -> follow up pasien bangsal dan pelajari case by case. Misalkan kita datang ber-4, total pasien bangsal 24, sehingga 1 koas memegang 6 pasien. Pasien-pasien post-partum atau post-SC sangat sederhana untuk belajar manajemen nifas. Tetapi selain 2 kasus itu kamu pelajari benar-benar minimal 1 kasus yang sangat menarik untuk dibahas.

Lalu ketika visite dosen, terutama dr. Ahmad dan dr. Laili -> selalu sediakan pertanyaan. Namun tentunya kamu minimal sudah tahu sedikit tentang apa yang ingin kamu tanyakan. Tak segan dr. Laili dan dr. Ahmad memberikan ilmunya. Banyak pelajaran yang tak ada di buku yang dapat kita petik dari beliau ber-2.

Saya ke sleman dulu baru purworejo, hampir 90% ilmu teori saya dapat di Sleman. Di purworejo tinggal praktik saja, review teori sleman, dan menambah beberapa ilmu baru yang kasusnya tidak kami dapatkan di Sleman. Percayalah sekalinya cara belajar kita benar, dr. Ahmad dan dr. Laili ibarat oase ilmu yang airnya gak habis-habis

VK -> Review partus normal

IBS pagi -> -
observasi aja

IBS sore/non-jam kerja -> review anatomi abdomen, yang simpel-simpel aja. Contoh; abdomen itu berapa lapis? apa aja lapisannya? Kutis -> subkutis -> fasia -> otot -> parietale -> viserale  ?
Kalau histerektomi -> ligamen penyangga uterus apa aja dan dimana, arteri uterina
Kistektomi (ovarium) -> ovarium, fimbria, tuba, a.ovarica
Saat operasi CITO / IBS sore -> izin untuk jadi asisten steril
Nah itu di atas juga akan terpakai di PWJ. Apalagi buat koas-koas penyuka bedah/tindakan

Ada yang punya tips lain? Ayok komen untuk berbagi manfaat
***
Tips ibadah:

Dhuha: tergantung followup residen jam 06 atau 07. Kalau 06 -> dhuha abis follup residen. Kalau 07 -> dhuha sebelum follup +- jam 6 .

Solat 5 waktu di masjid -> izin aja ke VK/poli, kalau IBS ya pintar-pintar cari waktu, bisa juga saling ngingetin dengan operator. Tapi IBS susah buat ke masjid, ajakin operator + staf lain jamaah aja.

Quran -> pintar cari waktu di sela-sela kesibukan, insyaAllah ada waktu selo.

Masjid RSUD PWJ -> ayok azan yang pinter azan. Plus bisa banget ini diramaikan / divermak kegiatannya. Wadah yang baik untuk beramal karena masjidnya masih belum aktif

***
Sisanya tips umum seperti tanya kakak minggu dan lain sebagainya. Sudah ada juga di artikel-artikel sebelum ini.

Semoga bermanfaat :)

copyright to amgah.blogspot.com
sumber gambar
koleksi pribadi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu belajar