Langsung ke konten utama

1001 Malam Koas ObGyn FK UGM



Sekapur sirih koas obgyn, minggu pertama dan kedua: Pembekalan. Biasanya akan ada kuliah refreshing di week 1, mengingatkan kita kembali apa yang dulu ada di S1. Kalau bentukannya workshop (ada manekin), beranilah untuk mencoba dan juga berani memberi kesempatan pada teman yang lain. Kuliah bisa dibilang salah satu kegiatan favorit kita. Karena selain kuliah, kegiatan kita adalah jaga malam, jaga bangsal, dan jaga poli.

Jaga poli sebenarnya menyenangkan, poli obstetrik. Perawatnya sangat ramah dan sahabat koas banget. Beliau mengerti kegiatan apa yang perlu kita lakukan agar mendapat ilmu di RS ini. Beliau juga suka ngajak ngobrol kalau poli saat itu sudah bebas kerja. Di poli obs saat itu saya merasa dimanusiakan dan kita berinteraksi layaknya sedang bekerja. Baik-baik sama beliau, kita bisa menjadi bermanfaat dan benar-benar perannya sebagai koas.

Jaga bangsal dan jaga malam, Hm, "1001 malam yang kulewati bersamamu tidak mampu dikalahkan oleh malam bersama siapa pun dan apa pun. Perbedaan yang ada pada dirimu tak kutemui di tempat yang lain. Kamu adalah bangsal yang sebenarnya tak kurindukan. Namun kamu adalah jembatan yang harus kulalui agar aku mencapai sebrang." <- berlebihan="" div="" edikit="">

Apa yang ingin kukatakan adalah; variasi di Obgyn tak kutemui di stase-stase lain. Karakter teman kerja, karakter pasien, jenis pengawasan, beban kerja, dan jam kerja di obgyn sangat variatif. Tak perlu kita bahas karakter teman kerja, lebih baik kita bahas jam kerja. Koas yang benar-benar koas baru kurasakan di sini. Jam kerja >24jam baru kutemui di stase ini. Bahkan teman saya pernah merasakan 48 jam full di rumah sakit. 


Tips: Koas obgyn mengajarkan kita untuk berprinsip dan berani. Peganglah apa yang kamu anggap benar, lakukan apa yang kamu pegang, dan terimalah konsekuensi dari hal itu dengan penuh kesadaran diri serta keikhlasan. Tak selalu kebenaran kita terima dengan kebahagiaan, kadang amarah berpihak pada yang salah. Tak selalu kebenaran dibela habis-habisan, terkadang kamu sendirilah yang harus membela kebenaran. <- abstrak="" div="" ya="">

Terkadang ada hal yang di luar nalar kita sebagai manusia yang berperan sebagai koas. Terkadang kita harus mengalah dan ikhlas, lalu mengganti niat kita siapa tau apa yang kita lakukan menjadi ibadah. Terkadang kita harus cerdas dalam menyaring apa yang benar dan apa yang salah. Tidak mesti apa yang selalu dilakukan ialah yang benar. Terkadang kita harus berani keluar dari "selalu" dan pergi kepada apa yang tidak pernah dilakukan. Pintar-pintar mencari celah, niati apa yang kita kerjakan untuk Tuhan, untuk menolong pasien, dan untuk memberi manfaat.

Di sisi pengajar, teman saya yang beruntung alhamdulillah bertemu residen yang ngajar banget. Saya saat itu merasa beruntung kalau bertemu dr. Radit, dr. Ilham dan dr. Zuccha. Perlu kita tahu bahwa beban kerja residen obgyn di RS ini lebih berat dari 1001 malam koas obgyn. Oleh karena itu residen-residen yang masih mau ngajar koas menurut saya manusia super yang semoga kehidupannya diselimuti oleh keberkahan Allah. Tipsnya; cobalah berani bertanya dan mengobrol. 

Perawat dan bidan bogenvil 1 perlu saya catut di sini, selain perawat/bidan poli obs. Karena kebaikan mereka dalam memperlakukan koas perlu untuk diketahui. Instalasi IMP juga cukup baik. Beberapa perawat/bidan bogenvil 2 juga. Kalau kebetulan nemu variasi spesies lain yasudah sabar saja.

Oiya, belajar buku/teori memang diperlukan. Tetapi Obgyn menurut saya lebih menuntut kita untuk bisa terampil. Di sini lebih ke arah melakukan dan belajar sambil melakukan. Waktu yang tersedia untuk memegang buku pun saya rasa minim. Waktu kosong yang ada biasanya habis untuk keperluan tidur dan istirahat. Kalau ngotot mau buka buku, harus pintar-pintar cari celah dan cari niat.


week 3-9; Luar kota. "Surga" koas obgyn, habis gelap terbitlah terang. Meskipun jam kerja kami 33jam per 48 jam, tetapi di sini kami lebih sering dimanusiakan. Sebelumnya perlu saya tekankan bahwa saya tidak tulis di paragraf sebelumnya bahwa di week 1-2 kita terkadang tidak dimanusiakan.
Stase luar kota lebih detail saya rasa kita bahas di kesempatan lain.

Ngomong-ngomong sebenarnya apa sih definisi tidak dimanusiakan? Beberapa kali muncul di sini dan mungkin saja menimbulkan multi-interpretasi. Survey kecil-kecilan dari teman-teman koas, kita semua sepakat bahwa disuruh-suruh bukan berarti tidak dimanusiakan.

Okelah kalau disuruh-suruh, asalkan diperlakukan sebagai partner kerja bukan bawahan. Kita mengerti bahwa kompetensi kita masih seupil dan pekerjaan yang kita dapat lakukan adalah pekerjaan "sepele". Tetapi terdapat jurang besar antara orang yang memerlakukan kita sebagai partner kerja dengan orang yang memerlakukan kita sebagai pesuruh.

Wah-wah tulisan kali ini banyak negatifnya ya. Tetapi orang yang memerlakukan koas sebagai pesuruh itu sedikit kok. Percayalah bahwa lebih banyak orang yang memerlakukan koas sebagai partner kerja dengan kemampuan dan kebutuhannya sebagai koas. Di sleman ada bu yanti, bu lis, bu ndari, mba ari, mba puji, senior-senior bidan yang memanusiakan koas. Di Sardjito ada dr. Nuring, dr. Shinta, dr. Fahmi, yang juga memanusiakan koas.


Toh secara umum koas obgyn cukup menyenangkan untuk orang yang menyukai bidang ilmu ini. Selamat menikmati 1001 malam koas obgyn, mungkin di tulisan yang lain kita bisa bahas dari perspektif yang berbeda. Tulisan terkait koas obgyn: "Malam minggu koas Obgyn" dan "Buat apa Ngajar Koas?".  Saya harus undur diri dulu kali ini.

Buat yang mau koas obgyn tetap cobalah untuk belajar teori yang praktikal, ketika kesempatan praktik datang, beranilah dan yakin. Tunjukkan bahwa kita mampu dan mau, karena kalau tidak mampu dan mau, mungkin saja kita dianggap remeh dan hanya disuruh-suruh. Tunjukkan bahwa kita pantas untuk diperlakukan sebagai partner kerja

Oiya week 10; ujian bro. Ujiannya katanya OSCE. Ada yang murni praktik, ada yang isian singkat/esai di kertas. Katanya OSCE obgyn itu waktunya sempit banget, harus benar-benar tahu apa yang perlu dan tidak perlu dikerjakan. Katanya juga kita tidak disediakan checklist, jadi ya harus benar-benar nalar apa-apa aja yang dapat dan tidak dapat poin.


copyright amgah.blogspot.com

sumber gambar:
- parents.com
- entrepreneur.com
- clipartix.com
- kompasiana.com

***
Teknis:
- week 1-2; kuliah refreshing, jaga poli, jaga bangsal, jaga malam, ekstrakurikuler ikut ke lapangan futsal/lapangan tenis
- week 3-9; luar kota
- weel 10; kegiatan week 1-2 + ujian

Jam kerja;
week 1-2, dan 10; jaga poli mulai +- 08.00/08.30 - selesai biasanya 14.00. Jaga bangsal mulai 06.00-18.00 Jaga malam 18.00-06.00. Laporan pagi 06.30-biasanya 08.00, konferensi klinis 08.00-09.00
week 3-9. Kebetulan saya dapat sleman. Di sleman jam kerjanya 33 jam / 48 jam ("libur" 15 jam / 48 jam). Contoh; senin-selasa -> senin 24 jam, selasa hingga 15.00, dan rabu 06.00 sudah di RS untuk 24 jam lagi. Purworejo belum tahu, rumornya jaga tiap 4 hari 1x. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu belajar