Langsung ke konten utama

Koas Kulit FK UGM



Detik-detik ketika aku mau masuk kulit, semua kakak mingguku bilang koas kulit itu nyantai. Namun, ketika aku sudah kecemplung, ingin sekali kubilang santai dari Hong Kong. Langsung aku konfirmasi dengan teman dekatku dan mereka semua bilang. ritme di kulit itu cepat. Kalau mau koas kulit lancar, tenang seperti di pantai, kamu perlu tahu trik-triknya. Secara umum kulit itu menyenangkan, tidak terlalu capek, residennya baik-baik, dan konsulennya juga baik.
Kali ini aku menjadi Chief Stase, Chief adalah orang yang bertugas mengurusi segala tetek-bengek teknis stase koas yang sedang dijalani. Di kulit itu jadwal serba manual, kamu diberikan sebuah misi harus menghubungi dosen A, B, C, D lalu kamu harus membuat jadwal sendiri dengan beliau-beliau. Kalau kelompokmu mendapat dosen yang tidak terlalu sibuk, atau memiliki jadwal yang tetap, kamu beruntung. Tetapi jika kamu mendapat dosen yang sibuk atau yang memiliki jadwal serba mendadak, kamu perlu berdansa dalam alunan pesan pendek/WhatsApp.
Ketika aku mulai menghubungi dan menyusun jadwal, otakku cukup berputar keras karena aku hanya memiliki waktu 3 hari kerja untuk menyelesaikan tugas minggu pertama sebagai Chief. Pada umumnya adalah 5 hari kerja, tetapi saat itu ada libur 2 hari. Waktu 3 hari kerja itu harus diisi oleh berbagai macam hal yang bukan main-main; Kuliah ada 4x, Bimbingan Residen 1x, BST Bangsal 1x, Pertemuan DPK 1x, Skillslab 1x, Bimbingan ketua SMF 1x, Bimbingan Admin 1x. Itu semua jadwalnya belum ada yang pasti, kamu harus menghubungi semua pengampuh satu demi satu.\

Aku bilang waktu 3 hari itu nekat ibarat kamu dikerjar Anjing, 5 hari cukuplah seperti kamu berjalan bersama orang tersayang. Ngos-ngosan di minggu pertama diperparah kalau ada dokter yang ternyata hanya dapat memberikan kuliah di waktu yang bersamaan dengan jadwal dosen lain. Contoh, dosen A hanya bisa jumat pukul 13.00, padahal dosen B sudah janjian dari kemarin bahwa jadwal beliau jumat pukul 13.00. Chief kulit dituntut untuk pandai meramu, meramu jadwal minggu pertama.
Satu kelompok sedang berisikan 13 orang akan dibagi menjadi 3 kelompok kecil berisikan 4-5 orang. Satu kelompok kecil memiliki 1 Dosen Pembimbing Klinis (DPK). Seorang DPK akan membimbing kelompok kecil dan memberikan kuliah pada kelompok sedang. Tips kegiatan minggu pertama;
  1. Bimbingan Admin – Pak Harto. Pak Harto ini admin yang sangat baik karena ngemong anak koasnya. Sebisa mungkin selesai kulit ya selesai tanpa hutang. Hubungi beliau di hari kamis atau jumat sebelum hari pertama masuk kulit (senin). Kemungkinan bimbingan dengan pak Harto hari senin pagi di hari pertama.
  2. Bimbingan kepala Departemen Kulit – dr. Fajar Waskito -> beliau baik banget, sangat ramah, dan dari perangainya terlihat tegas. Hubungi beliau langsung di ruang kepala departemen atau hubungi admin kulit (pak Harto)
  3. Bimbingan Kodik – dr. Mira -> beliau juga baik banget, sangat perhatian terhadap koasnya seperti pak Harto, ngemong koas dan kalau ngajar sangat enak dan dapat ilmunya
  4. Kuliah DPK 1 – dr.? -> berbeda-beda tiap kelompok, komunikasilah sesuai dengan beliaunya, tanya pak Harto apa yang perlu dilakukan
  5. Kuliah DPK 2 dan 3 – dr. ? -> sama seperti kuliah DPK 1
  6.  Kuliah Kodik – dr. Mira -> berbeda dengan bimbingan kodik, kuliah berisikan materi akademik. Hubungi dr. Mira beliau dapat mengampuh kapan, kalau bisa ketemu langsung dulu baru menghubungi via WA
  7. Skillslab dengan bu Ning – Orangnya baik, kalau ditanya akan menjawab dengan sabar. Temui beliau di ruang laboratorium di poli kulit. Skillslab biasanya mengambil waktu istirahat 12.20 – 12.50 atau 13.00
  8.  BST Bangsal – dr. Sri Awalia -> beliau orangnya juga baik. Namun, perlu diingat bahwa jika pagi dan siang belum dapat menemui dr. Lia di kantor beliau, hubungilah dr.Lia melalui SMS. Minta no.Hp ke pak Harto lalu hubungi beliau terkait jadwal BST Bangsal
  9. Bimbingan residen – beberapa kakak minggu bilang bimbingan residen ini gak wajib. Tapi salah satu konsulen bilang ini wajib. Tidak salahnya toh menimba ilmu, hubungi residen yang ada di dalam kertas undangan DPK Kecil (nanti tahu sendiri kertas mana setelah bimbingan admin).


Nah, itulah 9 hal wajib yang seharusnya bisa diselesaikan di minggu pertama. Sedangkan ada 1 kegiatan lagi yang kalau bisa di minggu pertama sangat bagus, yaitu DST Poli. DST poli ini cukup ribet dijelaskan dan berbeda-beda tiap konsulen, intinya yang kamu perlukan adalah 1 kasus, ilmu kasus tersebut, dan lembar status dari kasus tersebut yang kamu buat sendiri.
                Sekian info mengenai koas kulit kelamin atau Dermato-Venereology (DV) FK UGM. Koas itu dinikmatin aja ibarat sungai mengalir, musik menari, main bola berlari, gausah dipusingin, gausah dibuat ribet. Ikuti, jalani, lakukan yang terbaik, dan jangan lupa untuk selalu beribadah dan berdoa.
                Sampai jumpa di artikel koas kulit berikutnya! Alhamdulillah kulit berakhir menyenangkan dan lancar jaya..

#salamlegowo

Legowo itu Sehat
copyright to amgah.blogspot.com

sumber gambar;
comments20.com
blogger.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato dan Gombal di Musim Pancaroba

Pidato: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita semua dan segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan karunianya kita dapat berdiskusi di dunia maya ini. Pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan sebuah pidato tentang musim pancaroba. Dewasa kini banyak sekali terlihat penyakit di lingkungan saya. Saat ini sedikitnya 5 orang telah terjangkit demam berdarah dan belasan lainnya terjangkit pilek. Di musim pancaroba ini hendaknya kita lebih extra waspada untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Kita juga harus memerhatikan lingkungan dengan buang sampah pada tempatnya mulai dari diri sendiri. Sampah-sampah dapat menjadi tempat genangan air bersih. Genangan air tersebut adalah SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH! Maka dari itu saya menghimbau kepada seluruh teman-teman untuk menjaga lingkungan kita jangan sampai orang terdekat kita menjadi korban dari ganasnya demam berdarah. Di mulai dari diri sendiri, dari yang kecil, dan dar

Lima Tips Koas IPD FK UGM

Banyak sekali hal-hal yang tidak tertulis dalam peraturan namun dalam kenyataan sangat dipegang. Contoh; ketuk pintu saat hendak memasuki ruangan. Pastilah kertas peraturan semakin penuh jika setiap peraturan tidak tertulis ikut ditulis. Sayangnya masih ada saja beberapa koas yang mungkin lupa kalau ada hal tersebut. Oleh karena itu kewajiban bagi koas yang ingat untuk mengingatkan. Kalau yang lupa tidak mau mengingatkan, semoga Tuhan mengingatkannya. Namun, kita di sini tidak membahas peraturan tak tertulis melainkan tips tak tertulis. Beberapa tempo lalu -- di sini -- aku telah menuliskan bagaimana koas dituntut untuk memiliki inisiatif. Namun sayangnya, pendidikan kita tidak sinergis untuk mendidik kami menjadi pribadi inisiator. Contoh? Ada bagian dimana salah menginisiasi berakibat fatal, lebih baik manggut-manggut angguk-angguk. Lalu hadirlah artikel ini yang semoga dapat membantu Anda jika ingin IPD lebih bermanfaat. Tentunya pembaca lain sangat diundang untuk berbagi

Koas Penyakit Dalam FK UGM

Koas Ilmu Penyakit Dalam FK UGM Halo semua pembaca! lama tidak berjumpa di ruang maya ini. Semoga teman-teman, bapak, ibu, semuanya dalam keadaan sehat. Kali ini aku ingin bercerita tentang stase besar terakhirku. Kisah nano-nano yang tak terlupakan, tentunya tiap bagian hidup kita memiliki keunikan dan spesialnya masing-masing. Ini kisahku Sepuluh minggu tulang punggung dokter umum. Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap bagian lain, IPD memang menyumbang peran besar. Sewajarnya punggawa ilmu penyakit dalam (IPD) menginginkan koasnya pintar-pintar. Berbagai program telah disiapkan oleh dosen-dosen kita yang luar biasa. Program pertama adalah bimbingan koas. Aku rasa tidak ada cerita khusus di bimbingan koas. Tips belajar sebelum stase?  Maaf ya menurutku pribadi tidak perlu. Saranku perdalamlah ilmu yang disukai; ilmu jual beli yang baik? ilmu agama? ilmu-ilmu yang bermanfaat yang mau diamalkan. Manfaatnya dobel; manfaat belajar + manfaat mengamalkan. Mengapa tidak perlu belajar