Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Rangkuman Buku Social Intelligence Daniel Goleman

             Baru-baru saja saya memelajari ulang sebuah buku karangan Daniel Goleman berjudul Social Intelligence . Bukunya menarik, membeberkan fakta nyata yang sering diabaikan, menelanjangi cara manusia bersosialisasi, sekaligus melemparkan solusi-solusi terhadap permasalahan sosial terkini.  Bahasanya ringan walau isinya berat. Tidak bertele-tele, berbobot dan tidak receh Rangkuman lengkap klik di sini contoh Apa yang dilakukan oleh seorang dewasa bisa jadi berasal dari pengalamannya saat masa kecil. Seorang anak yang diasuh orang tua dengan baik akan memiliki kemampuan sosial yang baik. Tetapi anak yang diasuh dengan tidak baik, cenderung memiliki 2 arah ekstrem. Ekstrem pertama; anak menjadi sangat ketergantungan akan suatu hal (wanita, makanan, minuman, mainan) dan anak tersebut jauh di lubuk hatinya memiliki suatu rasa takut dan rasa cemas. Ekstrem kedua; anak menjadi sangat menyimpan dan tidak mau menampakkan emosi (dan juga tidak pedulian). 2.     “A suc

LGBT di Benak Kami

      Lesbian Gay Bisexual dan Transgender (LGBT) bagi anak kedokteran adalah hal yang ditemui sehari-hari. Karena kelak ketika kami menjadi dokter, kami tidak dapat memilih pasien mau yang ini mau yang itu. Beberapa universitas pun menerapkan kurikulum yang mewajibkan anak didiknya untuk bertemu dan berinteraksi dengan LGBT (atau LGBT yang bertemu anak didiknya). Oleh karena itu saya mengambil sudut pandang sebagai anak FK yang sudah dikenalkan dengan LGBT di masa pendidikan, bertemu, berinteraksi. Akan tetapi kata kami, bukan mewakili mahasiswa kedokteran.       Kata kami di sini mewakili 3 temanku, sebut saja si X, Y, dan Z. Mereka tak sengaja membicarakan tentang LGBT setela kusulut dengan sebuah cerita. “Masa ya, kan aku ke mall be-2 sama si O (cowok), karena kita baru selesai bantu dosen terus kita bosen dan akhirnya mau nonton aja. Pas lagi jalan ke bioskop, kita lewat satu stand. Terus tiba-tiba mas standnya nyamperin terus bilang ‘mas mari silahkan, ada paket coup

Kecerdasan Sosial dan Rumitnya Sistem di Indonesia

19 Februari Hari ini aku kembali melanjutkan 1 hari 500 kata yang sempat terhenti. Perjalananku hari ini berawal dari bangun kesiangan lalu terpanjat dari kasur ketika mengetahui bahwa pukul 08.00 aku harus sudah di kampus (padahal saat itu pukul 07.55). Refleksku mengambil handphone, meminta maaf akan telat, dan memberitahukan bahwa baru bisa di kampus pukul 08.30. Lalu ternyata, orang yang akan kutemui juga telat. Entah bersyukur, atau miris melihat keadaanku dan keadaan Indonesia. Aku seharusnya lebih menghargai waktu. Sesuai janjiku 08.30 aku tiba di kampus. Lalu bertemu dengan orang untuk membantu penelitiannya. Setelah itu aku bertandang ke perpustakaan untuk me review sebuah buku menarik tentang kemampuan sosial. Inilah beberapa hal menarik yang kudapat dari buku itu. Ingat, hanya beberapa, banyak sekali hal lain selain yang akan kujelaskan ini 1.        Apa yang dilakukan oleh seorang dewasa bisa jadi berasal dari pengalamannya saat masa kecil. Seorang anak yang dias

Telaah Atensi, Emosi dan Sosial di buku Daniel Goleman

  Intermezzo  5-8 Februari 2016, Hari terlewat begitu saja, ada yang berarti ada yang tidak. Definisi dari berarti pun beragam. Ada yang menganggap hari yang berarti adalah hari yang ada pestanya. Ada juga yang menganggap hari yang berarti yang banyak ibadahnya. Namun ku rasa jauh di dalam hati dan alam bawah sadar seseorang, hari yang berarti adalah hari dimana kita dapat memberikan manfaat positif ke orang lain. Aku rasa hanya orang-orang yang hatinya sudah membatu yang tidak setuju. Oleh karena itu, setiap hari selalu ingat untuk memberikan manfaat positif ke orang lain  Tanggal 5-7 adalah harinya keluarga – Family Time – sudah lama aku tak berkumpul dengan keluarga. Merantau adalah pilihan tepat bagi beberapa orang. Bagi beberapa yang lain, merantau adalah hal yang dilarang. Bagi sebagian kecil, merantau adalah hal yang menakutkan. Sedikit kubahas tentang rantauan di paragraf ini, satu kalimat yang tak dijelaskan lagi di paragraf-paragraf selanjutnya; “Merantaulah! B

Usaha Kami Sia-sia

4 februari 2016 Apa yang kamu lakukan sia-sia Aku lewatkan artikel tanggal 2 dan 3 dan kusimpan mereka untuk menjadi tulisan yang bahagia. Lalu kubuka tanggal 4 Februari dengan sebuah perenungan dan pencarian celah cahaya. Bak pelancong yang terjebak di sebuah kota yang padat, aku (dan teman-temanku) kehilangan arah. Jika dilagukan mungkin salah satu lagu yang cocok untuk kami adalah Fix you – Coldplay. ​ ​ Namun di sini, aku (kami) tidak akan melantunkan nada menyedihkan. Hal yang kami inginkan adalah membaca tanda, tanda yang dipasang oleh dinas perhubungan agar kami tahu ke mana kami harus melangkah. Di sini kami menuliskan bagaimana cara menghadapi suatu persimpangan. Ibarat tanda yang ada di persimpangan semuanya berbahasa asing, kami mencoba mengartikannya. Tentu akan banyak sekali persimpangan yang akan dijumpai dalam hidup. Jika pembaca ingin bertukar pendapat tentang persimpangan yang dihadapi atau ingin persimpangannya dibahas oleh kami, silahkan kirimk

Kisah Sukses; Mandiri Materiil dan Immateriil di Usia Belia

30 Januari 2016 Pengumuman Lomba ATMACORDIS dan Seminar Kesehatan. Sebenarnya untuk tanggal ini, aku tak berutang. Karena 500 kata terwakili dengan artikel kesehatan yang aku tuliskan di legowo.com mengenai pneumonia anak dan demam (berdarah) dengue. cekidot (yang penasaran bisa dicek) di http://www.legowo.com bagian artikel kesehatan.  31 Januari 2016 Hari ini adalah hari rumah, ketika rumah adalah sumber penghidupan. Banyak cara untuk menghabiskan liburan; bermain, belajar, B-O-B-O BOBO (dengan nada jingle majalah BOBO). #jayus. Akan tetapi ada satu hal yang ingin kusampaikan. Aku sedikit menyesal karena dulu saat kecil menggunakan masa liburanku hanya untuk bermain. Hasil dari hal itu adalah saat ini kehidupanku masih bergantung pada orang tua. Coba lihat temanku dengan inisial A, dia sekarang sudah mempunyai penghasilan sendiri dengan memanfaatkan liburannya secara cerdas. Si A sudah membuat bukunya sendiri dan mendapat royalti dari buku yang dibuatnya! Sej

Sisi Lain Jakarta, Makna Filosofis Sebuah Perjalanan

Begitu lihat tanggalan sontak aku kaget, bagaimana tidak utangku kepada blog ini adalah 2000 kata. Mungkin 2000 kata adalah hal yang mudah bagi penulis kondang, namun bagiku 2 ribu kata perlu latihan agar tulisannya menarik dan berisi. Baiklah mari kita kupas satu per satu dari tanggal 29 januari hingga 1 februari 2016. 29 januari Sisi Lain kota Jakarta, Makna Filosofis Sebuah Perjalanan Hari ini aku dibawa oleh panitia ATMACORDIS 2016 untuk menjelajahi jantung ibukota Jakarta. Tidak lain tidak bukan adalah Monumen Nasional (MoNas), salah satu proyek prestisius presiden Soekarno. Monas kini bukan lagi Monasku saat SD (yaiyalah). Ketika dulu saat SD aku tidak merekomendasikan untuk pergi ke Monas, tapi sekarang ketika kuliah aku akan merekomendasikan Monas untuk dikunjungi oleh Rakyat Indonesia. Apa alasannya? -           Bukan untuk berbicara tentang konspirasi monas sebagai lambing pria dan gedung DPR sebagai lambing wanita, melainkan untuk memelajari sejarah bahwa se